Ailurophilia : Terlalu Sayang Kucing

Ailurophilia (ailurofil) diartikan sebagai rasa sayang berlebihan terhadap kucing. Ailurophilia adalah kebalikan dari ailurophobia yang berarti rasa takut berlebihan terhadap kucing. Lihat juga Ailurophobia : fobia terhadap kucing.

Ailurofil sudah terdefiniskan dalam bahasa inggris sejak tahun 1900-an tapi isyilah ini sebenarnya sudah ada selama beberapa ribu tahun. Mesir kuno mempunyai nama besar soal ailurofil ini. Pada zamannya mereka sangat menyukai kucing, mengekspresiknnya dalam berbagai bentuk seperti patung, seni, bahkan memujanya sebagai dewa. Tapi, kata ailurofil bukan berasal dari mesir. melainkan Yunani. Berasal dari dua kata ailuro berarti kucing dan fil (phile/philia) yang berarti suka. Di kemudian hari istilah ini mulai berkembang menjadi konotasi negatif yang merujuk pada gangguan perilaku.

Terlalu suka pada kucing

Normalnya, seorang pemilik kucing tentu akan menyayangi kucingnya. Memberi makan setiap hari, vitamin, vaksin rutin atau memandikan dan menyisir bulu kucingnya. Menggendong dan membelai bulu lembut kucingnya tentu sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Rasa sayang ini akan berhenti atau berkurang setelah kucing tersebut mati. Lambat laun pemilik kucing mulai melupakan kucingnya atau mencari kucing lain sebagai pengganti.

Lain halnya dengan pengidap ailurophilia. Rasa memiliki dan sayang yang berlebihan tidak berhenti pada saat kucingnya mati. Mereka menyimpan bangkai kucing-kucing miliknya dalam freezer (lemari pendingin). Pada beberapa kasus parah, hingga ratusan bangkai disimpan dalam freezer. Para pengidap ailurophilia ini sering disebut juga Cat Collector. Pada satu kasus yang terjadi di Nebraska, polisi menyelidiki bau sangat menyengat yang muncul dari sebuah pemukiman. Dalam sebuah rumah polisi menemukan 270 ekor kucing, 58 ekor diantaranya telah mati dan disimpan dalam freezer bersama bangkai tupai, possum, merpati dan beberapa bangkai kelinci. 

Pemilik rumah tersebut adalah seorang wanita yang mempunyai izin menjalankan sebuah cattery (perkembangbiakan/peternakan kucing). Wanita tersebut dituntut di pengadilan atas tuduhan menelantarkan hewan dan anaknya yang berumur 17 tahun. Anak laki-lakinya tersebut ditemukan polisi hidup diantara kotoran kucing dan kucing-kucing yang sakit.

Pada kasus lain di Arizona, seorang pria ditemukan menyimpan bangkai kucing dalam freezer bersama mayat istrinya yang dibungkus dengan selimut dan dry ice. Pria tersebut bermaksud menghidupkan kembali istrinya bila teknologinya telah ada.

Di California, sepasang suami istri ditemukan menyimpan 394 bangkai kucing dalam freezer. Mereka juga memelihara 150 ekor kucing dengan kondisi menyedihkan dan dihinggapi berbagai penyakit. Kucing-kucing tersebut terserang penyakit pernafasan, diare dan leukimia. Hanya enam ekor yang berhasil sembuh dan diselamatkan. Pihak berwenang Amerika memperkirakan setiap tahun ada sekitar 2000 kasus terapi psikologi atau dipenjara dengan tuntutan animal abuse. (BBC)