Kucing Dalam Peperangan

Kucing telah menjadi bagian dari hidup manusia sejak dahulu kala. Dalam berbagai kebudayaan terdapat kucing didalamnya. Baik dalam bentuk dewa yang dipuja dan disembah maupun dalam bentuk mahluk mengerikan pembawa sial yang selalu menemani penyihir.  Dalam peperangan yang hampir selalu terjadi di tiap zaman, kucing pun mempunyai banyak peran.


Perang Persia & Mesir
Sekitar 2500 tahun lalu  bangsa Persia mengetahui bahwa bangsa Mesir menganggap keramat/tabu bila membunuh kucing di garis depan peperangan. Bangsa Mesir kuno tidak akan menyerang bila dalam pertempuran, salah satu prajuritnya secara tidak sengaja membunuh kucing.

Perang Dunia I
500 ekor kucing dikirim ke parit-parit di garis depan. Kucing-kucing ini digunakan sebagai detektor gas beracun. Tidak ada berita mengenai kelangsungan hidup kucing-kucing ini.
 
Perang Dunia  ll
Seekor kucing jantan bernama Mourka digunakan sebagai pembawa pesan rahasia pada saat pengepungan Stalingrad tahun 1942. Mourka menjadi pahlawan  dan harian London Times menulis artikel tentang dirinya. "he has shown himself worthy of Stalingrad, and whether for cat or man there can be no higher praise".


Bomber
Selama masa-masa serangan kilat di Inggris (Perang Dunia II), seekor kucing bernama Bomber dapat membedakan pesawat terbang  Inggris atau Jerman hanya dengan mendengarkan suaranya. Bomber memberikan peringatan dini terhadap pemiliknya bila ada serangan mendadak. Ada saat-saat ketika kucing ini menyelamatkan jiwa seluruh keluarga. Keluarga tersebut mengikuti kucing yang tiba-tiba berlari menuju perlindungan bawah tanah (bunker), tak lama sebelumn bom mulai berjatuhan.